Rabu, 14 Januari 2015

Kamu dan selamanya cuma tetap kamu


ketika kamu, yang kini bersamanya, bahagia.


Di sini sekarang aku coba bertahan untuk mu yang terlalu kusayangi sepenuh hati meski harus menahan sakitnya luka di hati.

luka yang tak pernah berdarah tidak berhenti menyiksa, sakitnya tidak kunjung hilang.

aku hanya bisa terdiam seorang diri, mengapa bisa sampai terjadi seperti ini?

Aku sangat ingin membahagiakanmu, selalu memiliki mu, melihat indah nya senyummu merasakan hangatnya pelukan mu, sehingga tak rela kamu bahagia dengan orang lain selain aku.



Setiap rasa sukamu dengannya, adalah bahagiaku yang terebut yang perlahan hilang bersama hilangnya hadir mu di hidupku.

Setiap tawamu dengannya, setiap bagian jiwaku terenggut pergi jauh dari tubuh ini.

Setiap kudengar “Ini takdirmu dengannya,” kepasrahanku enggan manut seperti memaksakan sesuatu yang tidak bisa di lakukan.

Setiap terbayang klise tentang kamu, aku rela perjuangkanmu hingga nyawa dicabut dan raga ini tak berbentuk lagi.



Bertahan, terus berjalan, menuju kamu yang hati ini putuskan menjadi pilihan yang tidak mungkin di pilih.

Meski compang-camping, terluka, setidaknya itu sebuah tanda bahwa aku selalu ada di sana, bahkan ketika kamu tak membutuhkan.

Dahaga yang mengemarau ini, cuma kamu yang bisa menyembuhkan dan mengembalikan apa yang pernah ku miliki dulu.

Dan alasan mengapa aku bertahan sampai compang-camping, adalah demi kamu yang menjadi kesayangan.

yang tak akan pernah bisa tergantikan di hati ini sampai kapan pun.

dan akan tetap selalu begitu...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar